Sobat Bloggerku

Sabtu, 06 Agustus 2011

Link dan Banner Temanku


Bagi Anda yang ingin tukeran banner, silakan copy-paste scipt banner saya dibawah ini, dan Tuliskan Nama anda beserta website anda di kotak komentar. nanti saya akan link kembali secepatnya!!! TERIMA KASIH !!!




















Photobucket


















Link Teman


    ..::::A::::.. ..::::B::::.. 
    ..::::C::::....::::D::::.. ..::::E::::.. ..::::F::::.. ..::::G::::.. 
    ..::::H::::..
  • Khasbulllah
  • ..::::I::::.. ..::::J::::.. ..::::K::::.. ..::::L::::.. ..::::M::::.. 
    ..::::N::::.. ..::::O::::.. ..::::P::::....::::Q::::.. ..::::R::::..
    ..::::S::::.. ..::::T::::.. ..::::U::::.. ..::::V::::..
    ..::::W::::.. ..::::X::::.. ..::::Y::::.. ..::::Z::::..

















Banner Teman





Bagi anda yang ingin atau berminat menaruh link-nya di blog ini, saya persilahkan dengan senang hati, dan saya akan ngelink balik ke web anda. Isikan nama dan alamat website anda dibawah ini:



»»  READMORE...

Kisah Rasulullah Mendapatkan Lailatul qadar Dimalam Ke 27

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir Bulan Suci Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Nabi SAW ini. Beliau berdiri shalat mereka juga shalat, beliau menegadahkan tangannya untuk berdo’a dan para sahabatpun juga serempak mengamininya. Saat itu langit mendung tidak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam ke-27 dari Bulan Ramadhan.

Disaat Rasulullah SAW dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan. Salah seorang sahabat ada yang ingin membatalkan shalatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari shaf, namun niat itu digagalkan karena dia melihat Rasulullah SAW dan sahabat lainnya tetap sujud dengan khusuk tidak bergerak. Air hujan pun semakin menggenangi masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah SAW dan para sahabat tetap sujud dan tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.

Beliau basah kuyup dalam sujud. Namun sama sekali tidak bergerak. seolah-olah beliau sedang asyik masuk kedalam suatu alam yang melupakan segala-galanya. Beliau sedang masuk kedalam suatu alam keindahan. Beliau sedang diliputi oleh cahaya Ilahi. Beliau takut keindahan yang beliau saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut cahaya itu akan hilang jika beliau mengangkat kapalanya. Beliau terpaku lama sekali di dalam sujudnya. Beberapa sahabat ada yang tidak kuat menggigil kedinginan. Ketika Rasulullah SAW mengangat kepala dan mengakhiri shalatnya, hujan pun berhenti seketika.

Anas bin Malik, sahabat Rasulullah SAW bangun dari tempat duduknya dan berlari ingin mengambil pakaian kering untuk Rasulullah SAW. Namun beliau pun mencegahnya dan berkata “Wahai anas bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya. ” Anas pun duduk kembali dan mendengarkan dengan seksama cerita Rasulullah SAW mengapa beliau begitu lama bersujud. Masya Allah….ternyata ketika tadi Rasulullah SAW, dan disaat hujan mulai turun, disaat itu pula malaikat dibawah pimpinan jibril turun dalam keindahan dan bentuk aslinya. Mereka berbaris rapi dengan suara gemuruh tasbih dan tahmid mereka bergema dilangit dan dibumi serta alam semesta saat itu dipenuhi dengan cahaya ilahi. Inilah yang membuat Rasulullah SAW terpaku menyaksikan keindahan dan cahaya yang sama sekali tidak pernah dilihat oleh mata. Gema tasbih dan tahmid malaikat yang tak pernah didengar oleh telinga dan suasana yang tidak pernah bisa dibayangkan oleh pikiran manusia.

Itulah lailatul qadar. Tahukah kalian, apakah Lailatul Qadar ?

Lailatul qadar yang sesaat itu lebih baik dari pada seribu bulan. Di malam itu, para malaikat dibawah pimpinan Jibril turun atas izin Allah SWT, mereka menebarkan kedamaian, keselamatan, kesejahteraan dan mengatur segala urusan, mereka menyampaikan salam sampai terbitnya fajar keseluruh semesta alam.

Sekarang Kita sudah hampir mencapai puncak terakhir dari Bulan Ramadhan, dan dipuncaknya kita mendapatkan pembebasan dari api neraka. Pada malam-malam terakhir, para malaikat turun dari langit untuk menaburkan kasih sayang Allah SWT kepada para hambanya dan menyampaikan salam kepada kaum beriman hingga terbitnya fajar, itulah yang dinamakan lailatul qadar, malam yang lebih afdhal daripada seribu malam.

Lailatul Qadar adalah malam kebesaran Allah SWT, malam keagungan-Nya, malam pengampunan-Nya, malam yang dimiliki-Nya untuk memberi maaf kepada para pembuat dosa dan menebarkan kasih sayang kepada para hamba-Nya. Dilangit ada kerajaan sangat besar yang mengatur dan mencatat segala amal manusia dimuka bumi ini. Ketika para malaikat melihat kitab catatan amal manusia, mereka iri dengan amal yang hanya khusus dilakukan penduduk bumi dimalam-malam lailatul qadar. Malaikat pun tidak ada yang dapat menirunya. Salah satu di antaranya adalah rintihan taubat para pembuat dosa yang kemudian diampuni segala dosa-dosanya.

Allah SWT berfirman dalam sebuah hadist qudsi: “Aku lebih suka mendengarkan rintihan para pembuat dosa ketimbang gemuruh suara tasbih. Karena gemuruh suara tasbih hanya menyentuh kebesaranKu, sedangkan rintihan para pembuat dosa menyentuh kasih sayangKu.”

YA ALLAH… Kami datang mengemis dihadapan pintuMu.

YA ALLAH… Kami datang dengan deraian air mata, merengek dan memohon kasih sayang serta pengampunan-Mu yang begitu luas.

YA ALLAH… Jika pada bulan yang mulia ini, Engkau hanya menyayangi orang-orang yang mengikhlaskan shiam dan qiyamnya, maka siapa lagi yang menyayangi kami yang tenggelam dalam kubangan dosa dan kemaksiatan ini.

YA ALLAH… Jika Engkau hanya mengasihi orang-orang yang menaatiMu, maka siapa yang akan mengasihi kami yang berlumuran dengan dosa dan maksiat ini.

YA ALLAH… Jika Engkau hanya menerima orang-orang yang tekun dalam beramal, maka siapa yang akan menerima orang-orang yang malas seperti kami ini.

YA ALLAH… Beruntunglah orang-orang yang berpuasa dengan sebenar-benarnya. Berbahagialah orang-orang yang shalat malam dengan sebaik-baiknya. Selamatkanlah orang-orang yang beragama dengan tulus. Sedangkan kami adalah hamba-hambaMu yang hanya bisa berbuat dosa dan maksiat. Sayangilah kami dengan kasihMu. Bebaskanlah kami dari api neraka dengan ampunanMu. Ampunilah dosa-dosa kami dengan kasih sayangMu. Wahai Yang Paling Penyayang dari semua yang Menyayangi, sayangilah kami.

YA ALLAH… Tuangkanlah kesabaran atas diri kami, kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap gangguan orang-orang kafir, baik itu gangguan dzahir maupun batih.

YA ALLLAH… Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa dan bersalah.

YA ALLAH… Janganlah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.

YA ALLAH… Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa-apa yang kami tak sanggup memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau sebenar-benarnya penolong kami.

YA ALLAH… Ampunilah dosa-dosa dan tindakan-tindakan yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian-pendirian kami dalam barisan iman dan islam.

YA ALLAH…Janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi orang kafir. Dan ampunilah kami Ya Allah, sesungguhnya hanya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

YA ALLAH…Janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan, padahal Engkau sudah memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisiMu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia.

YA ALLAH…Kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat karena Engkau adalah sebaik-baiknya Pemberi Rahmat.

YA ALLAH…Sempurnakanlah cahaya bagi kami, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

YA ALLAH…Terimalah amalan-amalan kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

YA ALLAH…Sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari dahsyatnya siksaan neraka.

YA ALLAH… Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksaan neraka yang sangat pedih.

YA ALLAH… Jauhkan azab jahanam dari kami, karena sesungguhnya azab itu adalah kebinasaan yang kekal.

YA ALLAH…Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.

YA ALLAH…Kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, siapa lagi yang akan memaafkan dan mengampuni kami Ya Allah. Jika tidak ada maaf dan ampunanMu niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.

YA ALLAH…Anugrahkanlah kepada kami, istri-istri dan keturunan yang dapat menyenangkan dan menggembirakan hati kami dan jadikanlah kami sebagai orang-orang yang bertakwa.

YA ALLAH…Kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan. Kami telah mengikuti RasulMu Muhammad, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi.

YA ALLAH…Kami sadar bahwa amal-amal kami didunia hanya sedikit dan kami selalu menyalahi apa-apa yang telah Engkau tetapkan, akan tetapi janganlah Engkau hinakan kami dari hari kiamat kelak, sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.

YA ALLAH…Ampunilah kami serta kedua orang tua kami, saudara-saudara kami, anak dan isteri kami dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hari dimana Engkau menghisab semua amal-amal kami selama di dunia.

YA ALLAH…Berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam segala urusan kami.

YA ALLAH…Jadikanlah kami dan keturunan kami sebagai orang-orang yang tetap mendirikan shalat.

YA ALLAH…Dengarkanlah dan kabulkanlah semua do’aku.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan atas junjunganMu Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Amin..
»»  READMORE...

Tips Mudah Mendapatkan Lailatul Qadar


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قاَمَ لَيْلَةُ الْقَدَرِ إِيْمَانًا وَ احْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang mengerjakan qiyamullail pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah berkata:

Siapa saja yang mengerjakan qiyamullail dengan penuh iman dan mengharap pahala, PASTI akan mendapatkan ganjarannya, baik dia mengetahui bahwa malam itu (adalah) lailatul qadar atau tidak, meskipun seandainya orang itu tidak mengetahui tanda-tandanya, atau tidak waspada dengannya dikarenakan tertidur atau sebab lain, akan tetapi dia TELAH MENGERJAKAN QIYAMULLAIL DENGAN PENUH IMAN DAN MENGHARAP PAHALA. Maka Allah PASTI akan mengampuni dosanya yang telah lalu.

Syaikh rahimahullah juga berkata

Ketetapan ganjaran lailatul qadar bisa diraih oleh orang yang mengerjakan qiyamullail dengan penuh iman dan mengharap pahala, BAIK IA MENGETAHUINYA ATAU TIDAK, karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

Barangsiapa yang mengerjakan qiyamullail pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ’alaihi)

Dan beliau tidak menyebutkan, apabila dia mengetahui maka ia mendapatkannya.

Maka, tidak disyaratkan untuk mendapatkan pahala lailatul qadar, seseorang itu harus mengetahui dengan pasti malam itu. Akan tetapi kita katakan, barangsiapa YANG MENGERJAKAN QIYAMULLAIL PADA SEPULUH TERAKHIR BULAN RAMADHAN SELURUHNYA, maka kami tegaskan bahwa dia pasti mendapatkan malam lailatul qadar, baik dipermulaan sepuluh hari terakhir, pertengahan, atau di akhirnya. Dan hanya Allah-lah maha pemberi taufik.

Syaikh Masyhur bin Hasan Salman hafizhahullah mengatakan:

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan manusia pada lailatul qadr itu banyak sekali, jarang yang bisa selamat kecuali yang dipelihara Allah. Di antara kesalahan-kesalahan itu adalah: Sibuk mencari dan menyelidiki keberadaannya.” (Majalah As-Sunnah Th XIV, Ramadhan-Syawal 1431 H, Agustus-September 2010 M)

Syaikh juga menjelaskan:

Sibuk mencari dan menyelidiki keberadaannya. Sibuk mengamati tanda-tanda lailatur qadr, sehingga meninggalkan ibadah ataupun perbuatan taat pada malam itu. Betapa banyak orang-orang lupa membaca Al-Qur’an, dzikir dan lupa mencari ilmu karena sibuk mengamati tanda-tanda lailatul qadr. Menjelang matahari terbit, terkadang kita dapati ada yang sibuk memperhatikan dan mengamati matahari untuk mencari tahu, apakah sinar matahari pagi ini terik ataukah tidak. Mestinya orang-orang ini memperhatikan pesan Rasulullah saw dalam sabda beliau:

Semoga (dengan dirahasiakannya waktu lailatul qadr itu) menjadi lebih baik bagi kalian” (HR. Bukhari)

Dalam hadits ini, terdapat isyarat bahwa malam itu tidak ditentukan waktu pastinya.

Dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, para ulama menyimpulkan bahwa dirahasiakannya waktu lailatul qadar (adalah) lebih baik. Mereka mengatakan: “Hikmahnya, agar manusia bersungguh-sungguh dan memperbanyak amal PADA SELURUH MALAM dengan harapan ada yang bertepatan dengan lailatul qadar. Berbeda jika lailatul qodar itu telah dipastikan waktunya, maka tentu kesungguhan dalam beramal hanya akan ada dan akan dipompa pada satu malam itu saja. Akibatnya, kesempatan beribadah pada malam-malam lainnya akan berlalu begitu saja atau minimalnya amal ibadahnya menurun. Bahkan sebagian ulama mengambil satu faidah dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, yaitu sebaiknya ORANG YANG MENGETAHUI lailatul qadar itu MENYEMBUNYIKANNYA, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mentaqdirkan pada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam UNTUK TIDAK MEMBERITAKANNYA. Dan semua kebaikan ada pada sesuatu yang telah ditaqdirkan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga kita DISUNNAHKAN untuk mengikutinya.”

Sumber:

http://maramissetiawan.wordpress.com/2009/09/10/kita-pasti-dapat-malam-lailatul-qadar-jika/

http://www.perpustakaan-islam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=289%3Akesalahan-kesalahan-di-seputar-lailatul-qadr&catid=39%3Afikih
»»  READMORE...

Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar


Tanda tanda Datangnya Malam Seribu Bulan

Datangnya Malam Lailatul Qadar

Allah menurunkan Al Quran dalam bulan Ramadan dan malam turunnya Al Quran itu adalah malam qadar, malam yang penuh keberkatan.
Berikut adalah Ciri-ciri datangnya malam Lailatul Qadar

yang sering diceramahkan ataupun dituliskan oleh para ulama :
1. Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar (keberuntungan pahala dari sisi Allah) pada malam itu akan melihat seluruh benda dan makhluk di muka bumi ini bersujud kepada Allah.

2. Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar (keberuntungan pahala dari sisi Allah) akan melihat semuanya terang benderang walaupun suasananya di tengah malam.

3. Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar (keberuntungan pahala dari sisi Allah) itu mendengar salam malaikat dan tutur katanya.

4. Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar (keberuntungan pahala dari sisi Allah) itu dikabulkan segala doanya.

5. Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar (keberuntungan pahala dari sisi Allah) itu tidak disyaratkan melihat tanda apa-apa.

Karena bulan Ramadan adalah bulan yang utama, bulan yang penuh berkat sebagaimana telah dijanjikan Allah, kiranya akan lebih baik kita memperbanyak ibadah terlebih lagi di sepuluh hari terakhir Ramadan.

Semoga bermanfaat :D

Referensi: detik.com, wikipedia.org, forum indonesia
»»  READMORE...

TAFSIR SURAT AL-QADR (MALAM KEMULIAAN) Tafsir Ibn Kathir


Jangan lupa membagikan artikel ini setelah membacanya





Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

1. Sesungguhnya, Kami telah menurunkan (AL-Qur’an) pada malam qadar.


2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

3. Malam kemuliaan itu lebih aik dari seribu bulan.

4. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Allah untuk mengatur semua urusan.

5. Sejateralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Keutamaan Malam Al-Qadr (Malam Kemuliaan)

Allah swt mengatakan bahwa Allah mengirimkan Qur’aan selama Malam Lailatul Qadr, dan itu adalah malam yang diberkahi seperti firman Allah:

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi… (Q.S. Ad-Dukhan:3)


Ini adalah Malam Lailatul Qadr dan malam ini terjadi pada bulan Ramadhan.

Allah swt berfirman :

Bulan ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an … (Q.S. Al-Baqarah:185)

Ibn Abbas dan yang lainnya mengatakan: “Allah swt menurunkan Al-Qur’an dalam satu waktu dari Preserved Tablet (Al-Lawh Al-Mahfuz) hingga the House of Might (Baytul-Izzah), yang merupakan surga dunia. Lalu kemudian diturunkan sebagian-sebagian kepada utusan Allah swt, Rasulullah saw berdasarkan kejadian yang berlangsung selama masa dua puluh tiga tahun.

Kemudian Allah swt …….. status Malam Lailatul Qadr, yang Allah swt kaitkan dengan Qur’an, Allah swt berfirman :


Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

[At-Tabari 24:531, 532, and Al-Qurtubi 20:130]

Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Hurairah berkata : “Ketika datang bulan Ramadhan maka Nabi Muhammad saw berkata:

“Sesungguhnya bulan Ramadhan telah datang kepadamu. Ini adalah bulan yang diberkahi, dimana Alla swt mewajibkan atas kamu brepuasa. Selama bulan ini pintu surga akan dibuka, pintu neraka akan ditutup dan setan akan dibelenggu. Di dalamnya ada malam yang lebih baik dari pada malam seribu bulan. Barangsiapa melewatkannya, maka ia benar-benar celaka.”

[Ahmad 2:230. Ada saksi yang menguatkan hadis ini : Hadis Anas bin Malik di dalam buku Sunan] An Nasai mencatat hadis yang sama [An-Nasai 4:129]

Selain kenyataan bahwa ibadah selama Malam Lailatul Qadr adalah sama dengan beribadah selama seribu bulan, ini juga dinyatakan dalam dua hadis sahih dari Abu Huraitah bahwa Rasulullah saw berkata,

“Barangsiapa yang berdiri (untuk sholat) selama Malam Lailatul Qadr dengan keyakinan dan mengharapkan pahala (dari Allah swt), maka ia akan diberi ampunan atas dosa-dosanya. [Fath Al-Bari 4:294, dan Muslin 1:253]


Turunnya Para Malaikat dan Ketetapan Untuk Setiap Ibadah Selama Malam Lailatul Qadr

Allah berfirman,

Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Allah untuk mengatur semua urusan

Artinya, para malaikat turun dengan melimpah selama Malam Lailatul Qadr sebagai hak atas rahmatnya yang berlimpah. Para malaikat turun dengan membawa rahmat dan ampunan, seperti saat mereka turun ketika Al Qu’an diwahyukan, mereka berkeliling dalam lingkaran untuk berdzikir (mengingat Allah SWT) dan mereka merendahkan sayap-sayap mereka sebagai penghormatan yang tulusa kepada murid pengetahuan.

Sebagai referensi Ar-Ruh, dikatakan bahwa ini berarti malaikat JIbril, kata-kata dalam ayat ini adalah metode untuk menambahkan nama dari objek yang berbeda (dalam hal ini Jibril) yang terpisah dari kelompok umum (dalam hal ini para malaikat).

Merujuk pada keterangan Allah, dengan semua urusan.

Mujahid berkata, “Kedamaian yang meliputi semua perkara.” Sa’id bin Mansur berkata, Isa bin Yunus mengatakan kepada kami bahwa Al’mash menceritakan kepada merekan bahwa Mujahid berkata kepada keterangan Allah,


Ada kedamaian

“Ini adalah keamanan dimana syaitan tidak dapat melakukan hal-hal yang jahat maupun yang merusak.” Qatadah dan yang lainnya telah mengatakan, “Perkara-perkara in telah ditetapkan selama bulan Ramadhan, dan waktu kematian, dan ketetapan akan diukur selama itu.”

Allah SWT berkata

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.

Lalu Allah SWT berkata,

Sejateralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Sa’id bin Mansur mengatakan, “Hushaym menceritakan kepada kami dalam kesungguhan hati Abu Ishaq, yang menceritakan bahwa Ash-Sha’bi berdasarkan pada keterangan Allah SWT,


Dengan segala urusan, sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

“Para malaikat memberi salam sejahtera selama Malam lailatul Qadr kepada orang-orang yang berdiam di mesjid sampai terbitnya fajr (subuh).”

Qatadah dan Ibn Zayd, keduanya mengatakan beradsarkan ketrangan Allah SWT,

Adanya kesejahteraan

“Ini artinya adanya kebaikan dan tidak ada syetan di dalamnya sampai datangnya Fajr (subuh).”

Mencari Malam Kemuliaan dan Tanda-tandanya

Keterangan ini didukung oleh apa yang Imam Ahmad catat dari Ubadah bin As-Samit bahwa Rasulullah SAW berkata,

“Malam Lailatul Qadr datang selama sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan). Barangsiapa yang berdiri untuk mengerjakan sholat malam untuk mencari pahala, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya yang dahulu dan yang akan datang. Malam Lalilatul Qadr etrjadi pada malam ganjil : malam ke dua puluh satu atau malam ke dua tujuh, malam kedua puluh lima, atau malam terakhir dari bulan Ramadhan.”

Rasulullah saw juga mengatakan,


“Sesungguhnya, tanda-tanda Malam Lailatul Qadr adalah malam yang jernih dan bersinar seperti saat bulan terang, tranquil, tenang menyinari malam itu. Tidak terlalu dingin, juga tidak terlalu panas dan tidak ada satu bintang yang muncul sampai pagi. Tanda-tanda ini diikuti dengan terbitnya matahari dengan sinar yang lembut seperti saat bulan purnama. Setan tidak diijinkan untuk keluar (bersama matahari) pada malam itu.” [Ahmad 5:324. Riwayat Murshal]

Rangkaian riwayat ini baik. Di dalamnya disebutkan beberapa keganjilan dan beberapa kata-katanya menyebutkan objek yang terlihat.

Abu Dawud menyebutkan dalam suatu bab di bukunya Sunan yang ia beri judul, “KItab:Penjelasan tentang Malam Lailatul Qadr yang datang setiap Ramadhan.”

Lalu ia mencatat bahwa Abdullah bin Umar mengatakan, “Rasulullah saw sedang ditanya tentang Malam Lailatul Qadr ketika aku mendengarkan dan Beliau berkata,

“Datangnya setiap bulan Ramadhan.” [Abu Dawud 2:111. Riwayat ini berdsarkan Mawquf.]

Orang dalam rangkaian riwayat ini adalah orang-orang yang reliable, tetapi Abu Dawud mengatakan bahwa Shu’bah dan Sufyan, keduanya meriwayatkan dari Ishaq dan keduanya mempertimbangkannya dari keterangan para Sahabat Rasulullah saw (Ibn Umar, dan selanjutnya ketrangan dari Rasulullah saw sendiri)


Telah disebutkan bahwa Abu sa’id Al-Khudri mengatakan, “Rasulullah saw melakukan Itikaf selama sepuluh haru terakhir di bulan ramadhan dan kami juga beritikaf dengan Beliau. Kemudian Jibril mendatanginya, dan berkata, “Apa yang engkau cari sesungguhnya ada di hadapanmu.” Sehingga Rasulullah saw melakukan Itikaf selama pertengahan sepuluh hari terakhir Ramadhan dan kami ikut beritikaf dengan Beliau. Kemudian datang JIbril dan berkata, “ Apa yang engkau cari sesungguhnya telah dekat denganmu.’ Sehingga Rasulullah saw berdiri dan memberi khutbah di hari keduapuluh dan Beliau mengatakan,

“Barangsiapa yang melakukan Itikaf denganku, kembalilah (untuk beritikaf lagi), karena sesungguhnya aku telah melihat Malam Lailatul Qadr, dan dikarenakan aku melupakannya, dan betul bahwa itu terjadi selama sepuluh malam terakhir. Selama malam ganjil dan aku melihat diriku sendiri seperti sujud diantara lumpur dan air.”

Pada saat itu atap mesjid terbuat dari daun kurma yang kering dan kami tidak melihat sesuatu di langit (semisal awan). Tetapi seketika itu datang segumpal awan biru dan kemusian turunlah hujan. Kemudian Rasulullah saw memimpin kami untuk sholat sampai kami melihat jejak dari lumpur dan air di hadapan Rasulullah saw, seperti mimpinya.

Dalam riwayat lain ditambahkan bahwa ini terjadi pada pagi malam ke dua puluh satu (artinya di keesokan harinya). Keduanya mencatat (Al-Bukhari dan Muslim) dalam dua hadis shaih. [fath Al Bari 2:329, 318, dan Muslim 2:824]


Ash-Shafii berkata, “Hadis ini adalah hadis paling otentik dari yang telah dilaporkan.”

Juga telah disebutkan bahwa pada malam ke dua puluh tiga dalam hadis riwayat Abdullah bin Unays dalam Sahih Muslim. [Muslim 2:827]

“Carilah di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Di malam ke sepuluh masih terus berlangsung, di malam ketujuh masih terus berlamgsung, di malam kelia masih terus berlangsung.” [Fath al-Bari 4:306]

Banyak penjelasan hadis ini yang merujuk pada malam-malam ganjil, dan ini adalah penjelasan yang paling popular dan yang sering muncul. Telah dikatakan juga bahwa Malam Lailatul Qadr terjadi pada malam kedua puluh tujuh karena pa yang Muslim catat di dalam hadis sahih dari Ubay bin Ka’b bahwa Rasulullah saw menyebutkan bahwa terjadi di malam kedua puluh tujuh. [Muslim 2:282]

Imam Ahmad mencatat dari Zirr bahwa dia ditanya oleh Ubayy bin Ka’b “Wahai Abu Al-Mundhir! Sesungguhnya, saudara kamu Ibn Masud mengatakan bahwa barangsiapa yang mengerjakan sholat malam sepanjang tahun maka ia akan meraih Malam Kemuliaan.”

Ubay kemudian menjawab, “Semoga Allah swt memberi ampunan kepadanya. Seharusnya ia tahu bahwa malam kemuliaan itu terjadi pada malam ke dua pulu tujuh (bulan Ramadhan).’ Lalu ia bersumpah dengan nama Allah swt. Zirr lalu berkata, “Bagaimana kamu mengetahuinya?”


Ubayy menjawab, “Dengan tanda dan indikasi yang diberikan oelh Rasulullah saw kepada kami. Terbitlah keesokan harinya tanpa sinar – maksudnya matahari.” [Ahmad 5:130] Muslim juga mencatatnya. [Muslim 2:82]

Telah dikatakan bahwa itu terjadi pada malam ke dua puluh sembilan. Imam Ahmad bin Hanbal mencatat dari ‘Ubadah bin As Samit bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang Malam Kemuliaan dan Beliau menjawab,

“Carilah di bulan Ramadhan di sepuluh malam terakhir. Sesungguhnya di malam-malam ganjil, malam kedua puluh satu, atau malam kedua puluh tiga, atau malam kedua puluh lima, atau malam ke dua puluh tujuh, atau selama malam terakhir.”

[Ahmad 5:318. ada perbedaan dalam hadis ini, tetapi artinya sama dengan yang lain.]

Imam Ahmad juga mencatat dari Abu Huaraira bahwa rasulullah saw mengatakan tentang Malam Lailatul Qadr,

“Sesungguhnya, selama malam kedua puluh tujuh dan malam kedua puluh sembilan. Dan sesungguhnya, para malaikat yang turun ke bumi di malam itu lebih banyak daripada jumlah baru kerikil.” [Ahmad 2:519]


Ahmad sedang sendirian ketika meriwayatkan hadis ini dan tidak ada keraguan dalam riwayat ini.

Ar Timidzi meriwayatkan dari Abu Qilabah bahwa dia berkata, “Malam Lailatul Qadr bergerak dari tahun ke tahun sampai pada sepuluh malam terakhir.” Inimenunjukan bahwa at-Tirmidzi menyebutkan dari Abu Qilabah juga meriwayatkannya dari Malik, Ath-Thawri, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahuyah, Abu Thar, Al-Muzani, Abu Bakr bin Khuzaymah dan lainnya. Dan ada hubngannya dari Ash-Shafi’I dan Al-Qadhi meriwayatkannya darinya, dan ini yang paling diminati. Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui.

Permohonan Selama Malam Kemuliaan

Di sarankan untuk mengucapkan permohonan (berdo’a) setiap waktu, khususnya selama bulan ramadhan, dis epuluh malam terakhir, dan selama malam-malam ganjil. Disarankan untuk mengucapkan permohonan ini sebanyak-banyaknya:

“Ya Allah! Sesungguhnya, engkau adalah Maha Pemberi Ampunan, Engkau menyukai ampunan, jadi maafkanlah aku.”

Ini berdasarkan apa yang Imam Ahmad riwayatkan dari Aishah bahwa ia berkata “Ya Rasulullah saw! Jika kau menemukan Malam Lailatul Qadr apa yang harus kuucapkan?”


Beliau menjawab,

Katakan : ““Ya Allah! Sesungguhnya, engkau adalah Maha Pemberi Ampunan, Engkau menyukai ampunan, jadi maafkanlah aku.” [Ahmad 6:182]

At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibn Majah telah meriwayatkan hadis ini. At Tirmidzi berkata “Hadis ini adalah Hasan sahih.” [Tahfat Al-Ahwadhi 9:495, An-Nasai in Al-Kurba 6:218, and Ibn Majah 2:1265]

Al-Hakim meriwayatkannya dalam Mustadrak (dengan rangkain riwayat yang berbeda) dan dia mengatakan bahwa hadis ini adalah otentik berdasarkan pada kriteria dua Syekh (Al-Bukhari dan Muslim). [Al-Hakim 1:530]. An nasai juga meriwaytakannya. [An-Nasai in Al-Kubra 6:219]

Ini adalah akhir dari Tafsir Surat Lailatul Qadr dan segala puji dan rahmay hanya milik Allah SWT.

Sumber : Tafsir Ibn Kathir

»»  READMORE...
By Kang Hasbull
Template by : kendhin x-template.blogspot.com Modifikasi By : Kang Hasbull